Kamis, 22 September 2011

Satu Hari Yang...

Kamis, 14 Januari 2010

Saat pulang sekolah, gue, Rossy, Endah, dan Kiki jajan dulu di warung depan sekolah. Pas gue mau ngambil duit 1700-an (maklum, kembalian dari fotocopy-an) dari kantong gue buat beli cilok, tiba-tiba duit gopean gue gelinding dan masuk ke dalem selokan yang di depan gerbang Julan. Tadinya gue gak mau ambil (ikhlasin aja). Tapi Endah sok-sok nyoba buat ngambil tuh gopean. Dan ternyata tangannya kagak muat masuk selokan! (yaiyalah tangannya aja segede telapak gajah!). Akhirnya, gue jadi tertantang juga buat nyoba masukin tangan gue ke dalem selokan itu. Gue selipin tangan gue diantara besi-besi yang menutupi selokan dan gue gapai-gapai itu gopean pake jari. Dapet sih tuh gopean. Cuma gak diduga-duga dan gak tau kenapa tangan gue jadi KESANGKUT di selokan !! Tangan gue gak bisa keluar lagi dari selokan! Panic at the disco dah gue. Keringet dingin udah mulai ngucur.. Tapi gue coba selaw . Karena tangan gue nyangkut di selokan (gak elit banget!) gue pun di liatin sama anak-anak yang lagi nongkrong di warteg dan adek-adek kelas yang lagi ngaso di warung maupun di tukang gorengan. Mungkin orang-orang sekitar gue bertanya-tanya kenapa gue jongkok lama didepan selokan pula. Berasa anak bocah baru kenal yang namanya saluran air. Gue sok-sok cool aja didepan orang-orang.
Lalu gue mulai mendengar suara cekakak-cekikik orang-orang dibelakang gue. Dan ternyata mereka adalah temen-temen gue yang ayan bin epilepsi binti sakit jiwa! Gue nengok ngeliatin mereka disaat tangan gue masih kejepit, mereka malah makin-makin ketawanya. Gue yang rasanya udah mau nge-pause itu keadaan dan nyumpel congor-congor temen gue yang lagi pada ngablak pun berusaha keras ngeluarin tangan gue dari selokan itu sendiri. Perlahan gue kecil-kecilin tangan gue. Gimana caranya? Ya gue lebar-lebarin tangan gue sambil komat-kamit pake mantra ilmu mengecilkan tubuh. Dan akhirnya!!! Akhirnya tangan gue bisa keluar!! Rasanya tuh kayak lu terbang kelangit ketujuh bersama paus akrobatis! Gue pun berdiri. Dan temen-temen sakit jiwa gue ini malah menjadi-jadi kebuasannya. Mereka ngakak se-ngakak-ngakak-nya-ngakak dengan puasnya kayak orang gila tanpa bantuin gue! Gue pun cuma bisa nahan malu dan nahan sakit karena tangan gue yang kejepit tadi. Untung aja gue udah tekbal nahan malu di depan umum, jadi gue masih bisa santai atau bisa dibilang sok cool didepan orang-orang meskipun tatapan mereka tajam setajam silet! 
Kami berempat pun pulang. Biasa dah jalan kaki sebagai wujud dari peduli kesehatan dan lingkungan (bilang aja mau ngirit ongkos). Pas dijalan, kami pun masih asik ngelawak dan ketawa-ketiwi kayak kunti diatas pohon melati. Pas dibates, gue nyuruh Kiki buat ketawa gaya perutnya dia. Gimana itu gaya perut? Yaitu letakkan telapak tangan diperut, lalu guncang-guncangkan perutmu sambil gerak-gerakan tanganmu dan jangan lupa dengan ketawa ala penjahat di film kartun superhero gitu. Pas lagi ketawa gaya perut, dia kagak nyadar banyak ibu-ibu lagi pada ngeridit plus anak-anak kecil lagi main di gang. Saking hebohnya kekuatan ketawa perut ala Kiki, akhirnya mereka pun pada nengok sambil ngeliatin gaya ketawa perut Kiki dengan tatapan seolah-olah kami adalah makhluk dari planet Neptunus yang super heboh di sepanjang jalan bates. Gue diem. Rosy diem. Endah diem. Ibu-ibu dan anak-anak kecil itu pun diem. Kami pun bertatap dan berlalu. Ibu-ibu dan anak kecil itu terus ngeliatin kita sampe kita gak tampak dari pandangan mereka. Langsung suara tawa yang bener-bener mau bikin gempa keluar dari gue, Endah, dan Rossy! Kiki pun malu setengah mati (oye, 1 sama ama gue) gue, Rossy, dan Endah cuma bisa ketawa ngakak sampe sakit perut. Gak ada berentinya ketawa selama jalan. 
Pas udah dijalan kamboja, akhirnya hujan pun turun. Untung Rossy dan Endah bawa payung. Gue sepayung berdua sama Rossy. Rossy dan Kiki gaya-gayaan ditengah jalan kayak orang lagi bikin video klip. Muter-muter payung sambil nyanyi-nyanyi lagu tembang kenangan. Nah, waktu kita lewat di depan PS, Kiki teriak "Sarimin pergi ke pasar!". Dengan tiba-tiba, si Rossy langsung bergaya ala topeng monyet yang bernama Sarimin sambil memegang payung! Tak tahunya, di depan PS banyak banget bapak-bapak dan tukang makanan lagi nepi! Menyadari bahwa ia diperhatikan karena tingkah lakunya yang memalukan, Rossy pun langsung berdiri tegap sambil nunduk dan lari kecil sambil kicep dan gak ngomong apa-apa. Gue, Endah, Kiki pun langsung meledak. Kita ketawa yang bener-bener gak ada capeknya ketawa. Berasa energi ketawanya malah jadi berlipat-lipat! (skor sementara, Mauline: 1 , Kiki: 1 , Rossy: 1) 
Satu hari yang cukup mengerikan kalau kita berempat bayangkan. Cuman satu nih yang belom jadi tumbal. Endah. Ya mungkin lain kali? (?) Tapi itulah kenangan, itulah cerita dan itulah apa adanya terjadi.



Jumat, 16 September 2011

SNOW WHITE AND THE SEVEN DWARFS


Suatu hari, hidup seorang Putri bernama Snow White di sebuah kerajaan. Putri ini adalah Putri yang paling cantik di negri tersebut. Kecantikannya hingga membuat iri ibu tirinya. Ibu tirinya atau yang biasa disebut Ratu mempunyai nama asli Maia. Ratu memiliki sebuah Cermin yang bisa menjawab semua pertanyaan. Cermin ini bernama Mulan kwok. Sewaktu-waktu si duo Ratu ini bertemu dan saling berbincang.

"Min, Min, gue mau tanya deh.."
"Man, Min, Man, Min, lu kira nama gue Sarimin! Panggil gue Mulan lah"
"Kan Cermin. Yaudah, Mul, Mul, gue mau nanya deh"
"Nanya apa?"
"Siapa wanita paling cantik di negri ini?"
"Anda, Ratu. Tapi Snow White seribu kali lebih cantik dibanding dirimu"
"APA?! Dasar kau Cermin pengkhianat!"

Ratu langsung membanting Cerminnya hingga pecah. Ia kesal sang Cermin membandingkannya dengan Snow White. Esoknya ia langsung mengganti Cermin ajaib baru. Cermin itu bernama Meychan. Ratu bertanya pada Cermin tersebut.

"Eh anak baru! Jangan coba-coba berkhianat dari gue ya?!"
"I-iya, Ratu"
"Sekarang jawab pertanyaan gue. Siapa wanita paling cantik di negri ini?"
"Anda, Ratu. Tapi Putri seputih salju, bibir semerah darah, dan rambut sehitam kayu ebonit seribu kali lebih cantik darimu"
"Apa?! Dasar kau Cermin sialan!"

Ratu marah dan gusar. Dia ingin sekali memecahkan Cerminnya lagi. Namun karena stok Cermin terbatas, dan jika ceritanya hanya Ratu yang bertanya lalu kesal lalu membanting Cermin lalu mengganti yang baru lalu bertanya pada Cermin lagi dan itu terus berulang maka sama saja cerita ini tidak akan berawal dan tidak akan selesai! Jadi kami selaku narator akan merubah sedikit jalan cerita (lagi untuk kesekian kalinya jika anda telah membaca cerita Cinderella dan Little Red Ridding Hood tapi itulah tugas kami) menjadi Ratu yang memiliki ide untuk melenyapkan Snow White.
Sang Ratu menyuruh seorang pelayannya untuk mengajak Snow White ke hutan. Di hutan, Snow White bertanya pada sang pelayan kenapa ia harus dibawa ke sini.

"Pelayan, mengapa aku dibawa ke hutan ini? Apa kita akan memancing?"
"Tuan Putri, ini hutan. Bukan pantai! Tidak ada ikan disini"
"Lalu kenapa tidak ke pantai saja? Kan ada ikannya"
"Sudahlah Tuan Putri jangan terlalu banyak bertanya. Aku kesini adalah untuk menghabisimu!"

Pelayan itu mengeluarkan pisau dan mengarahkannya ke arah Snow White. Snow White jelas ketakutan. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Lalu tiba-tiba muncul seekor Serigala yang sejak tadi memata-matai mereka. Serigala tersebut menyeruduk sang pelayan. Serigala itu berasa keren karena telah menyelamatkan Snow White.

"Terimakasih, Serigala. Kau sudah menyelamatkanku"
"Sama-sama, Putri. Aku senang kau selamat"

Snow White sedikit bingung kenapa Serigala dapat berbicara. Ia merasa berada di hutan ajaib.

"Ini bukan hutan ajaib, Putri. Ini hanya hutan biasa. Aku memang bisa bicara"

Snow White semakin bingung kenapa Serigala tersebut dapat menjawab apa yang sedang ia pikirkan. Ia menjadi takut karena pikirannya dapat terbaca.

"Putri tidak perlu takut. Aku tidak membaca pikiranmu. Ini karena aku mendengarkan narator yang sedang berbicara"

Sialan!

"Oh begitu.. Lalu siapa namamu, Serigala?"
"Namaku.. Ah, sebelum aku menjawab itu, maukah Putri... menikah denganku? Aku baru saja ditolak oleh Bella. Aku patah hati dan aku butuh pelarian.."

Serigala yang galau atau bisa disebut Serigalau.

"Siapa Bella? Memangnya siapa kau sebenarnya?"
"Aku adalah.. Jacob"

ASTAGA!! Ternyata Jacob suka sekali mampir dalam cerita yang kami buat! Padahal ia sudah ada dikisah Little Red Ridding Hood. Dan sekarang ia kembali muncul dalam Snow White and The Seven Dwarfs?! Padahal dalam cerita asli, Snow White tidak pernah bertemu Serigala! Apa lagi dengan Serigala yang kerjanya meminang setiap tokoh utama dalam kisah dongeng! Dari pada memikirkan Serigalau yang patah hati ini, sebaiknya kita kembali ke cerita. Sementara itu, sang pelayan kembali sadar. Ia menyerang sang Serigala.

"Dasar kau Serigala kurang ajar!"

Sang Pelayan menyerang Serigala. Pertengkaran hebat pun terjadi diantara mereka. Snow White yang melihat hal itu, melerai mereka. Namun, bukan pertengkaran itu berakhir, Snow White malah jadi babak belur. Kecantikannya seperti memudar. Dan sementara itu, Ratu yang berada di istana sedang bertanya kepada Cerminnya.

"Cermin, Cermin di dinding. Siapa wanita paling cantik di negri ini?"
"Anda, Ratu. Jelas Anda satu-satunya yang paling cantik di negri ini. Snow White pun telah pudar kecantikannya"
"Bagus! Berarti Snow White telah lenyap! Maka akulah wanita paling cantik di seluruh negri ini! Hahaha.."

Ratu tidak mengetahui bahwa Snow White tidak mati dan hanya babak belur saja. Ia menganggap Snow White sudah lenyap.
Lalu di hutan, melihat Snow White yang babak belur, sang Serigala dan Pelayan pun berhenti berkelahi. Mereka ketakutan melihat wajah Snow White yang babak belur dan akhirnya mereka pun berlari pergi. Sungguh menyedihkan. Snow white ditinggal sendiri ditengah hutan belantara dengan wajah yang babak belur. Ia berlari kesana kemari mencari pertolongan namun tidak ada seorang pun. Ia terduduk diam di pojokkan pohon-pohon. Ia bingung harus bagaimana dan harus berbuat apa. Saat Snow White sedang galau-galaunya, ia mendengar suara aneh ditengah hutan.

"Auooo...uo..uo..uoooo..."
"Siapa itu?!"

Snow White sangat ketakutan mendengar suara itu. Ia mencari-cari sumber suara itu. Tiba-tiba sesuatu jatuh dari pohon tepat didepan Snow White.

BRUUKK!

"Si-siapa kau?" Tanya Snow White kepada orang yang jatuh dari atas pohon itu.
"Halo nona cantik. Aku Tarzan. Maaf pendaratanku kurang mulus"
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Tarzan adalah Raja di hutan ini"
"Kau Raja? Benarkah? Aku sangat mengidolakanmu! Apa kau Ian Kasela?"
"Nona, kau cantik tapi sayang kau lebih bodoh dari Tarzan"
"Benarkah? Terimakasih atas pujiannya"
"Nona, Tarzan bukan Ian Kasela. Tarzan adalah Raja Hutan"
"Kau bukan Ian Kasela tapi kau Raja? Apa kau Moldy?"
"Nona, Tarzan bukan Personel Raja!"
"Oh, begitu ya.."
"Nona, kenapa kau bisa disini?"
"Ceritanya sangat panjang..."

Snow White yang lugu atau lebih tepatnya... Bodoh. Ia bertemu Tarzan si Raja Hutan dan menceritakan semuanya kepada si Tarzan mengapa ia bisa sampai ke hutan tersebut. Sebenarnya kami sendiri sedikit bingung kenapa bisa Tarzan ada dalam cerita Snow White?! Tapi ya sudahlah.. Tarzan akan membantu Snow White agar tidak tersesat dan sendiri di hutan belantara itu.

"Baiklah Nona, Tarzan akan membantumu"
"Benarkah? Terimakasih! Kau sangat baik!"
"Tapi, Tarzan tidak bisa mengajak nona untuk tinggal sementara di gubuk Tarzan karena kalau Jean tau, Jean bisa marah dan Tarzan bisa di talak"
"Begitu ya? Lalu aku harus bagaimana?"
"Jika Nona memaksa untuk tetap tinggal di gubuk Tarzan, hanya ada satu cara"
"Apa itu?"
"Nona harus menjadi Istri kedua Tarzan"
"Ini kedua kalinya aku dipinang oleh dua orang aneh di hutan ini. Apa ada lagi yang akan meminangku dihutan ini?!"

Snow White sangat kesal karena setiap ia bertemu lelaki, pasti selalu dipinang. Ehem, sebenarnya jika Snow White berkenan, saya sebagai Narator juga ingin menikahi Snow White.

"Ternyata Narator pun juga?"

Tidak, saya ini perempuan! Kembali ke cerita. Karena tidak menemukan jalan keluar untuk menyelamatkan Putri Snow White, Snow White dan Tarzan pun akhirnya berpikir keras bagaimana cara mencari jalan keluar. Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun berlalu. Namun mereka tetap tidak menemukan jalan keluar. Lalu turunlah hujan. Hujan begitu lebat dan guntur pun bergemuruh menyambar-nyambar. Namun, Snow White dan Tarzan seperti mematung dan tak pindah dari tempat semula ia sedang berpikir. Tiba-tiba sebuah kilat menyambar mengenai kepala Tarzan. Tarzan terkejut. Namun dari sambaran petir itu, ia memiliki ide. Muncullah matahari bersinar-sinar diatas kepalanya dan Awan gelap serta hujan pun lenyap.

"Aku punya ide, Nona!"
"Akhirnya! Apa idemu?"
"Tunggu sebentar..."

Sepertinya Tarzan telah lupa apa ide yang tadi ia temukan. Tarzan pun kembali mengingatnya. Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun berlalu. Namun Tarzan belum juga mengingat apa idenya. Sepertinya Tarzan dan Snow White memang tokoh yang sangat lemot otaknya. Jika ini terus dibiarkan, ini akan menjadi kisah yang bertahun-tahun lamanya dan tidak akan kelar-kelar! Jadi kami mengubah jalan cerita supaya si Tarzan mengingat apa idenya dan cepat membantu Putri Snow White.

"Baiklah, Nona. Kau bisa tinggal disuatu gubuk di hutan ini"
"Di gubuk siapa?"
"Gubuk kecil milik para Kurcaci. Aku akan mengantarmu kesana"
"Baiklah"

Tarzan mengantar Snow White ke gubuk para Kurcaci. Gubuk itu sangat kecil namun Snow White masih bisa masuk kedalamnya (sepertinya). Dari luar nampak tidak ada tanda-tanda kehidupan dalam gubuk itu.

"Kau bisa langsung masuk, Nona. Nah sampai disini saja Tarzan dapat membantumu. Tarzan senang bisa berjumpa denganmu"
"Terimakasih, Tarzan. Aku sangat tertolong"
"Ohya, Nona. Jika Nona tak cocok tinggal di gubuk itu, Pikirkan kembali tawaran Tarzan tadi ya? Tarzan akan berlaku adil, tidak seperti Aa Gym. Auooo...uoo..uouooo..."

Tarzan pun pergi. Tinggallah Snow White bingung harus bagaimana karena yang punya rumah sedang tidak ada. Karena ia sudah cukup lelah, Snow White pun langsung nyelonong masuk ke dalam gubuk para Kurcaci. Snow White membuka pintu rumah mungil itu dan melihat-lihat kedalam. Nampak perabotan dalam rumah itu sangat mungil dan kecil. Snow White melihat foto-foto para Kurcaci yang banyak sekali tergantung hampir memenuhi semua bagian dinding gubuk itu. Dalam foto-foto itu, terlihat sekali para Kurcaci sepertinya senang bergaya ala boyband korea. Snow White tampak bingung, namun tiba-tiba perutnya berbunyi tanda ia kelaparan. Tanpa ragu-ragu, ia langsung menyantap semua makanan mungil yang ada pada tujuh piring mungil diatas meja makan mungil. Karena kekenyangan, Snow White pun mengantuk. Ia melihat ada ranjang berjejer diruangan lain. Snow White pun berjalan ke ruangan itu. Karena ranjangnya begitu mungil, ia tanpa segan-segan merebahkan seluruh badannya diatas ketujuh ranjang tersebut.
Petang pun menjelang, para Kurcaci datang pulang. Mereka terkejut melihat makan malam mereka habis tak tersisa. Mereka saling bertanya dan saling menyalahkan. Lalu mereka berjalan ke kamar mereka. Dan kali ini mereka benar-benar sangat terkejut. Seorang wanita tertidur pulas diatas ranjang mereka yang kecil dan mungil. Mereka bertanya-tanya siapa wanita itu. Akhirnya mereka memberanikan diri untuk membangunkan wanita itu dan bertanya.

"Nona, bangunlah.."
"Ah.. Ya, ada apa?"

Snow White pun terbangun. Para Kurcaci merasa terpesona dengan wanita itu. Namun rasanya ada yang ganjil. Meskipun sepertinya wanita itu cantik, tapi diwajahnya begitu banyak memar-memar. Lalu para Kurcaci pun bertanya pada Snow White.

"Siapa kau, Nona?"
"Mengapa Nona tidur diatas ranjang kami?"
"Apa Nona yang memakan makanan kami?"
"Kenapa kau bisa ada disini, Nona?"
"Dari mana asalmu, Nona?"
"Bagaimana kau bisa tahu gubuk kami, Nona?"
"Sejak kapan kau berada dirumah kami, Nona?"

Ketujuh Kurcaci itu bertanya satu persatu sehingga membuat Snow White bingung untuk menjawabnya karena tidak diberikan interupsi untuk menjawab. Karena bingung harus menjawab yang mana, akhirnya Snow White menceritakan semuanya kepada para Kurcaci tersebut. Mendengar kisah yang sangat menyedihkan dari Snow White, para Kurcaci pun iba kepada Snow White.

"Baiklah, Putri Snow White. Kau boleh tinggal sementara dirumah kami asal kau mau membersihkan rumah kami dan menyediakan makan malam untuk kami karena dari pagi sampai malam kami sibuk bekerja"
"Terimakasih, aku sangat terbantu. Memang kalian bekerja dimana?"
"Kami bekerja di label rekaman dan pemotretan, Putri"
"Begitukah? Waw.. Tapi kalian sangat baik, Kurcaci. Aku sangat berterimakasih"
"Sama-sama Putri. Ini memang sudah tugas kami"
"Tugas? Mengapa bisa?"
"Karena kami bukan Kurcaci biasa. Kami adalah SD*SH! Seven Dwarfs as Seven Heroes!"

Sambil berkata begitu, para Kurcaci bergaya ala boyband korea yang sedang ngetrend jaman sekarang ini. Sungguh diluar dugaan! Para kurcaci adalah SM*SH! Eh SD*SH maksud saya.

"Benarkah kalian SD*SH? Kalian boyband yang lagi ngehits itu yang ada di iklan sosis so nice kan?"
"Yap, betul sekali!"
"Oh, Tuhan! Aku sangat mengidolakan kalian! Sangat mengidolakan kalian! Oh aku mau pingsan rasanya.. Ini seperti cerita dorama korea"
"Kalau begitu, Putri bisa berfoto bersama kami dan mendapat album kami yang berjudul Cinta Senat-Senut, gratis!"

Setelah perjumpaan Fans-Idola, maksud saya Snow White dan para Kurcaci, malam pun datang. Snow White melewati malam dengan para Kurcaci. Snow White terlihat begitu senang dan bahagia sekali karena bisa tinggal dirumah idolanya. Hari demi hari pun dilalui Snow White. Memar-memar yang memudarkan kecantikannya kini telah pulih. Wajahnya yang cantik memesona kembali sedia kala.
Di Istana, sang Ratu setiap hari selalu mengunjungi Cermin ajaib dan bertanya pertanyaan yang sama pada Cermin itu untuk memuaskan dirinya atau lebih tepatnya... Kurang kerjaan! Sepertinya Ratu tidak pernah bosan menanyakan pertanyaan yang sama dan mendengar jawaban yang sama setiap harinya. Tapi itulah Ratu yang gila akan kecantikan. Suatu waktu, Ratu seperti biasa mengunjungi si Cermin Ajaib dan bertanya.

"Cermin, Cermin di dinding, siapa wanita paling cantik di negeri ini?"
"Anda, Ratu...."
"Oh, itu sudah pasti! Aku datang kesini hanya untuk mendengar itu. Sampai jumpa besok"

Ratu langsung berbalik dan hendak pergi meninggalkan Cermin. Namun, ternyata Cermin ajaib belum selesai berbicara.

"Tapi, Ratu. Putri dengan tujuh boyband kurcaci terlihat begitu cantik memesona dibanding dirimu"

Mendengar hal itu, Ratu pun berhenti melangkah. Ia terdiam. Raut wajahnya seperti ingin meledak-ledak. Ia langsung berbalik dan mendekati Cermin itu.

"Siapa wanita yang telah berani mengalahkan kecantikanku?!"
"Putri yang sudah kau buang, Ratu"

Ratu sangat terkejut. Ia tidak menduga bahwa Snow White masih hidup. Ia langsung mencari akal untuk melenyapkan Snow White. Ratu yang jahat pun terpikir sebuah rencana. Ia menjadi anak kecil penjual gorengan dengan dalih gorengannya baru saja jatuh dan ia harus menjual gorengan itu untuk biaya obat ibunya yang sedang sakit (rasanya pernah nonton dimana ya?). Ratu pun pergi ke gubuk para Kurcaci, tempat Snow White tinggal.

TOK..TOOKK..TOOOOKKK..

"Ya, siapa?"
"Nona, saya menjual gorengan. Maukah Nona membelinya?"
"Tidak, terimakasih. Aku sedang diet"
"Nona, belilah. Saya butuh uang untuk biaya obat ibu saya yang sedang sakit. Saya mohon, Nona"
"Begitukah? Apa ini acara Minta Tolong?"
"Memangnya kenapa, Nona?"
"Aku sering menontonnya. Dan jika benar, aku akan membeli semua gorenganmu. Hitung-hitung aku bisa masuk tivi"
"Saya juga sering menontonnya, Nona! Karena itu saya menyamar seperti itu, maksud saya berjualan seperti itu"
"Benarkah? Kalau begitu aku akan membeli semua gorenganmu"
"Terimakasih, Nona. Sekarang, cobalah tahu isi ini"
"Sepertinya enak"

Tanpa ada rasa curiga dan tanpa pikir panjang, Snow White langsung membeli semua gorengan itu dan memakannya. Benar-benar Putri yang polos, atau lebih tepatnya... Bodoh. Snow White tidak mengetahui bahwa dalam tahu isi itu sudah berisi racun yang mematikan. Maka bagi kalian yang sering membeli gorengan, berhati-hatilah dalam membeli tahu isi! Periksalah isi dalam tahu tersebut. Kalau perlu, cicipi dahulu sebelum membeli. Kalau tahu isinya tidak enak, ya jangan dibeli!
Tidak sampai tahu isi itu habis, Snow White langsung terjatuh pingsan. Tenggorokannya seperti tercekik sehingga ia tidak bernafas. Tubuhnya seperti tersuntik racun sehingga ia tak dapat bergerak. Ratu yang menyamar, kembali ke wujudnya semula. Ia puas melihat Snow White mati dihadapannya. Ia pun pergi meninggalkan Snow White yang terbujur kaku di depan pintu. Malam pun tiba, para boyband Kurcaci pulang kerumah. Saat tengah berjalan, mereka terkejut melihat Snow White pingsan di depan pintu. Para Kurcaci pun menggotong Snow White masuk ke dalam rumah. Para Kurcaci berusaha sekuat tenaga membangunkan Snow White. Ada yang menampar-nampar wajahnya, menggigit-gigit tangannya, mengguncang-guncangkan badannya, menyiramkan air ke wajahnya, menjedotkan kepalanya ke meja, Menghipnotisnya ala uya-kuya, bahkan sampai ada yang mengikatnya di salib kayu di atas tumpukan bara api yang menyala-nyala. Namun semua usaha mereka gagal. Mereka sedih dan menangis. Mereka tidak tahu harus berbuat apa lagi. Namun para boyband Kurcaci itu tidak pantang menyerah. Mereka memiliki ide lain untuk membangunkan Snow White.

"Teman-teman, sepertinya tidak ada cara lain"
"Kita harus melakukan itu"
"Ya, itu"
"Demi Putri Snow White, aku siap!"
"Aku juga!"
"Ya, kita semua harus siap!"
"Mari kita mulai!"

Para Kurcaci berdiri tegap berbaris mengelilingi Snow White yang tergeletak diatas lantai. Mereka menundukkan kepala dan memejamkan mata. Tiba-tiba terputarlah lagu I Heart You - SM*SH. Para boyband Kurcaci itu menari sambil menyanyi ala korea. Mereka sudah menyanyikan semua lagu dalam album mereka. Tapi mereka tidak pantang menyerah. Mereka menyanyikan lagu PlayBoy - 7 icons dengan gaya centil manja yang menggoda. Namun Snow White tetap tidak bangun. Mereka berhenti menari dan menyanyi. Mereka duduk terdiam mengelilingi Snow White. Para Kurcaci kembali menangis sambil memandangi kecantikan wajah Snow White yang tak hidup lagi. Satu persatu dari mereka pergi meninggalkan Snow White dan keluar dari rumah. Ternyata diluar rumah, mereka membuat peti mati dari kaca sambil tetap menangis. Ada yang tangisannya semakin keras. Mungkin karena jarinya terkena palu. Peti itu sengaja terbuat dari kaca agar para Kurcaci itu bisa tetap memandangi kecantikan Snow White yang tak pernah pudar.
Lama waktu berlalu, Snow White seperti tertidur panjang. Wajahnya masih tetap segar dan badannya pun tidak membusuk. Ia seperti hidup namun dengan mata terpejam.
Suatu hari, ada seorang Pangeran pergi berburu dihutan. Ia berburu tikus hutan untuk dijual. Kalau dagangannya tidak habis, ia biasa memakannya sendiri. Pangeran atau pedagang? Entahlah. Saat Pangeran sedang mengejar hewan buruannya, ia malah tersesat dihutan. Ia berkelana dalam hutan itu mencari pertolongan. Saat sedang berjalan dihutan, sang Pangeran mendengar suara percakapan. Ia lalu menghampiri sumber suara itu. Nampak seorang perempuan dan laki-laki sedang bercakap di tengah hutan.

"Maaf, jalan keluar dari hutan ini lewat mana ya?"
"CUT! Hey, siapa kamu? Gak tau lagi ada syuting apa ya?"

Tiba-tiba orang berteriak dari atas pohon. Ternyata diatas pohon terdapat banyak orang dan kamera. Sepertinya memang sedang ada syuting.

"Memangnya sedang syuting apa ya?"
"Twilight! Adegan saat Bella mengungkap identitas asli Edward!"
"Oh begitu ya? Kalau begitu maaf"

Pangeran langsung pergi meninggalkan mereka semua. Pangeran bingung, bagaimana bisa ada syuting Twilight di tengah hutan dalam cerita dongeng seperti ini?! Jangankan Pangeran, kami sendiri pun juga bingung. Yang lebih bingung lagi kenapa harus selalu Twilight?! Kami sendiri saja bosan bertemu mereka lagi, mereka lagi. Lanjut ke cerita, saat Pangeran sedang berjalan, ia menemukan sebuah gubuk kecil yang mungil. Ia menghampiri gubuk mungil itu dan mengetuk pintunya.

TOK..TOOKK..TOOOKK..

"Permisi, apa ada orang disini?"

Pangeran itu memanggil-manggil orang dalam rumah tersebut, namun sepertinya rumah itu kosong.

"Spada? Permisi.. Spada? Excuse You!"

Tetap tidak ada jawaban. Ia pun membuka pintu dan masuk kedalam rumah itu. Saat Pangeran masuk kedalam dan melihat-lihat rumah tersebut, ia terkejut melihat seorang Putri yang begitu cantiknya tertidur didalam sebuah peti kaca. Dari belakang wajah Pangeran yang cengok dan tablo, terdengar lagu Falling in Love - Jrocks menjadi Backsound dalam adegan itu. Pangeran tak melepas pandangannya dari wajah Snow White. Ia tidak berkedip sampai matanya terasa begitu pedas. Ia merasa jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Putri yang tertidur abadi di dalam peti kaca. Sang Pangeran mendekati Putri tersebut. Ia lalu membaca ukiran di peti tersebut "Putri Snow White yang tertidur abadi bersama kecantikannya"

"Snow White.. Nama yang indah"

Tak henti-hentinya Pangeran memandangi Snow White hingga ia lupa dengan segalanya. Lupa makan, lupa mandi, bahkan lupa buang air. Sudah seperti penulis cerita yang sedang dekat dengan Deadline saja. Malam pun tiba, Pangeran masih nampak berseri-seri memandangi wajah Snow White seolah tidak ada lelahnya. Para Kurcaci yang selesai bekerja, pulang kerumah mereka sambil menangis-nangis. Ternyata sejak hari itu, para Kurcaci seolah ikut dikutuk. Mereka tidak berhenti menangis bahkan sambil bekerja pun mereka terus menangis. Sungguh Kurcaci banci. Saat mereka membuka pintu rumah mereka, mereka terkejut ada seseorang sedang berada disamping Putri Snow White.

"Hei siapa kau?"
"Apa yang kau lakukan?"
"Mengapa kau bisa ada disini?"
"Kenapa kau berada disamping Putri Snow White?"
"Apa yang kau lakukan pada Putri Snow White?"
"Dari mana asal mu?"
"Sejak kapan kau berada disini?"

Satu-persatu para Kurcaci itu bertanya pada Pangeran. Pangeran yang mendapat pertanyaan bertubi-tubi bingung harus menjawab apa, akhirnya ia menceritakan semuanya kepada Kurcaci. Para Kurcaci yang mendengar cerita Pangeran bahwa ia jatuh cinta pada Putri Snow White merasa kasihan pada Pangeran.

"Pangeran, mengapa kau jatuh cinta pada Putri Snow White? Sebaiknya kau cari Putri lain"
"Kau lihat tulisan pada peti itu?"
"Putri Snow White tertidur abadi bersama kecantikannya"
"Kami menemukannya pingsan didepan pintu"
"Sepertinya ia terkena kutukan atau semacamnya"
"Kami sudah melakukan berbagai cara untuk membangunkannya"
"Tetapi Putri Snow White tetap seperti itu sampai sekarang"

Mendengar cerita para Kurcaci, raut wajah Pangeran berubah menjadi sedih. Ia berduka sangat mendalam mengetahui Putri yang ia cintai tak dapat hidup kembali. Pangeran memiliki satu permintaan kepada para Kurcaci.

"Kurcaci, boleh kah aku membaringkan peti ini diluar esok saat matahari bersinar? Aku ingin melihat kecantikan Putri Snow White untuk yang terakhir kalinya dibawah hangatnya sinar matahari"
"Baiklah"

Serempak para Kurcaci meng-iyakan permintaan Pangeran yang putus asa. Esok pun tiba, para Kurcaci menggopoh peti kaca Snow White keluar dari rumah mereka. Mereka membawa Snow White ke tengah hutan yang rindang namun matahari tetap bercelah. Sungguh pemandangan yang menyejukkan mata. Daun serta bunga jatuh berguguran, angin membantu daun-daun dan bunga-bunga tersebut terbang lembut mengitari Snow White yang tertidur abadi. Para Kurcaci berdiri mengelilingi Putri Snow White dan Pangeran yang berada di sisi peti kaca Putri Snow White. Pangeran membuka Peti kaca tersebut. Ia dapat melihat dengan jelas kecantikan memesona yang terkurung dalam peti kaca tersebut. Pangeran mendekati wajah Snow White dengan perlahan-lahan. Perlahan demi perlahan wajah mereka semakin berdekatan. Saat bibir mereka sedikit lagi bersentuhan, tiba-tiba Pangeran bersin.

"Hachii!"

Benar-benar tidak romantis! Padahal sejak tadi kami sudah memakai kata-kata yang indah agar bisa membuat cerita ini lebih bernuansa cinta. Tapi ternyata Pangeran sangat payah. Sia-sia kami selaku narator menjadi sok-sok melankolis! Yaah.. Pada intinya, parodi tetaplah parodi. Akibat bersin Pangeran didekat wajah Snow White itu, Putri Snow White pun terbangun dan membuka matanya. Ia bangun sambil menguap dan merenggangkan badan-badannya. Ia lalu mengusap ketiak dengan tangannya lalu diciumnya tangannya itu. Benar-benar bau. Sekian lamanya Snow White tidak pernah bangun sama saja dengan tidak pernah mandi. Namun, yang menjadi pertanyaan kami selaku narator, pada kisah asli Snow White and The Seven Dwarfs, Pangeran tidak sungkan-sungkan berdekatan dengan Snow White. Apa Pangeran tersebut memiliki gangguan pada indera penciumannya? Entahlah. Itu masih menjadi sebuah misteri dalam kisah ini. Kembali ke cerita. Snow White yang telah terbangun dari tidur panjangnya membuat Pangeran dan para Kurcaci senang. Snow White yang lama tak melihat para Kurcaci, melambaikan kedua tangannya kesekelilingnya. Dengan terangkatnya ketiak Snow White, membuat para Kurcaci dan Pangeran jatuh pingsan... dengan baunya.
Maka berakhirlah kisah Snow White and The Seven Dwarfs dengan ending yang memabukkan. Akhirnya Snow White dan Pangeran pun menikah. Para Kurcaci berhenti bekerja sebagai boyband dan hidup di istana bersama Snow White dan Pangeran sebagai pelayan yang setia (keadaan jadi berbalik antara Snow White dan para Kurcaci). Saat pesta pernikahan, Pangeran mengundang seluruh Raja dan Ratu di kerajaan. Ratu Maia pun turut datang. Ia kaget melihat Snow White hidup kembali. Ia pun menjambak rambut Snow White. Melihat hal itu, akhirnya Pangeran dan para Kurcaci pun tahu yang mencelakai Putri Snow White adalah sang Ratu. Pangeran pun menghukum sang Ratu menjadi pengerajin Cermin di dalam sel tahanan seumur hidupnya. Snow White pun hidup bahagia sampai akhir hayatnya.

-The End-

Selasa, 06 September 2011

LITTLE RED RIDDING HOOD

Suasana di siang hari dalam rumah, nampak gadis kecil sedang asyik BBM-an sambil Twitter-an, Facebook-an beserta Chatting-an dengan BB Torchnya. Lalu Ibunya menghampiri gadis kecil tersebut.

"Bels, tolong anterin nih rantang buat Nenek! Katanya Nenek ngidam semur jengkol sama ikan gabus"
"Aduh Ibu ganggu aku aja deh!"
"Udah, sana cepet anter"
"Iya.. Eh tapi kok Nenek bisa ngidam sih, bu? Apa Nenek hamil lagi?"
"Aduh! Anak gue kok dablek banget! Ya mana ada nenek-nenek umur 73 tahun masih hamil?!"
"Tadi Ibu bilang Nenek ngidam? Ah Ibu labil nih!"
"Berisik! Udah sana cepet anter!"
"Iya iyaa"

Dengan berat hati, si Gadis mengambil rantang itu. Lalu ia kembali berjalan menghampiri Ibunya dan menadahkan tangannya.

"Apaan?"
"Duit buat ongkos naik ojek! Masa kerumah Nenek ngesot sih, Bu?"
"Nggak! Pokoknya kamu jalan aja anterin itu rantangnya!"
"Ih Ibu pelit banget deeh.. Emang kenapa gak Ibu aja sih yang anter? Udah siang gini kan panas, males, capek. Dan lagi dari tadi aku kan sibuk sebenernya"
"Udah jangan banyak komentar deh! Minta banget direbus congornya nih anak! Ibu sekarang mau pergi, gak bisa anter!"
"Pergi kemana, Bu?"
"Clubbing dong"
"Siang-siang gini?! Kok Ibu sakit juga sih?"
"Terserah deh kamu mau ngomong apa yang jelas cepet anter itu rantang! Ibu berangkat dulu ya? Pacar ibu udah jemput, daah"

Ibu si Gadis langsung bergegas meninggalkan rumah. Tampak seorang pria kekar dan sangar dengan tatto bertuliskan "hajar!" sambil bawa gitar tanpa senar, sedang menaiki harley davidson. Ibu langsung menghampiri pria itu dan langsung pergi menaiki motor bersama pria itu. Si Gadis tampak begitu shock dan kaget! Bagaimana bisa Ibunya memiliki pacar brondong yang seksi?! Si Gadis berwajah masam, sepertinya ia tersaingi! Karena tidak mau memikirkan hal itu, ia langsung mengambil mantel dengan tudung merahnya dan bergegas pergi meninggalkan rumah.

"Bete banget ih! Ibu seleranya kelewat tinggi nih. Kok itu cowo mau aja sih ama emak gue? Udah tauk dia janda gila disco! Uugh.."

Sepanjang jalan, si Gadis terus menggerutu tentang Ibunya. Ia tidak sadar bahwa ada seekor serigala sedang mengintainya. Serigala itu nampak sangat kelaparan dan ia melihat si Tudung Merah seperti membawa makanan. Serigala itu pun langsung menghampiri si Gadis.

"Hai cewe, sendirian aja.. Mau kemana nih? Kiw.."
"Alay lu!"
"Idih.. Sewot amat sih! Ngomong-ngomong bawa apaan tuh? Makanan ya?"
"Iya! Lu jadi serigala berisik banget deh! Gue tau entar pasti lu kerumah Nenek gue dan lu makan Nenek gue abis itu lu makan gue kan?? Udah deh gue udah tau ceritanya! Gue udah sering baca ampe bosen!"

Waduh, ternyata dari tokohnya sendiri malah sudah tahu dan malah membocorkan pada pembaca. Maaf para pembaca, tokoh ini memang sangat sembrono dan urakan.

"Eh narator sialan! Apa lu bilang tadi? Urakan? Setan lo ye!"

Saya malah dibilang setan, para pembaca. Benar-benar tokoh yang kurang ajar! Sudah membeberkan kisahnya, ngatain narator pula!

"Lah emang kenapa kalo gue udah tau ceritanya? Lagian salah sendiri gak becus bikin cerita!"
"Udah woi! kenapa lo jadi berantem sama narator gitu? Sekarang kan dicerita, lo sama gue" Kata si Serigala sambil mengedipkan mata dengan genitnya.
"Ih apa sih lu dasar serigala gila!"
"Bodo!"

Sang Serigala sebenarnya sudah sangat kesal pada si Gadis Bertudung Merah. Ia ingin sekali cepat-cepat menyantap makanan yang dibawa si Tudung Merah. Namun tempat yang mereka lalui terlalu ramai, ia tidak bisa mencuri dengan mudah. Akhirnya ia pun berfikir untuk menyusun rencana baru.

"Eh, mau kerumah Nenek kan? Gue tau jalan pintas kerumah Nenek lho? Mau gue anter lewat sana gak?"
"Alaah.. Udah deh! Gue tau siasat buruk lu! Lu pengen gue lewat situ biar nanti lu bisa nyolong rantang gue pas gue lengah kan? Dibilang gue udah tau ceritanya!"
Sialan nih bocah! Udah tau siasat gue lagi!
"Kurang ajar lu manggil gue bocah!"
Lho? Bagaimana dia bisa tau kalau gue manggil dia bocah? Kan gue lagi ngomong dalem hati
"Tau lah! Kan gue bisa denger!"
Rasanya kok jadi gue yang takut ya..
"Makanya jangan macem-macem! Udah sana pergi! Jangan ngikutin gue lagi"

Serigala yang bingung dan kesal bertanya-tanya sebenarnya siapa Gadis Bertudung Merah itu? Dan kenapa dia jauh lebih menakutkan dibanding sang Serigala? Karena merasa kesal telah dilecehkan, sang Serigala kembali menyusun siasat. Ia bergegas kerumah Nenek dan berpura-pura menjadi si Gadis Bertudung Merah. Sebenarnya disini kami sebagai narator bertanya-tanya kenapa sang Serigala bisa mengetahui rumah Nenek dari si Tudung Merah? Ada hubungan apa antara sang Serigala dengan Nenek? Lalu jika benar dia kelaparan, kenapa ia tidak mencuri makanan di rumah si Nenek saja? Yah itu rahasia yang tak dapat terpecahkan dari kisah ini. Baiklah mari kita lanjutkan cerita.

"Udah? Emang dasar naratornya nyusahin nih.. Tinggal nyeritain doang ribet banget, gue yang jalanin ceritanya biasa aja"

Kenapa gue mulu sih sebagai narator yang disalahin? Capek gue capek! Sedih gue! Sedih!

"Kapan mau mulai ceritanya nih?"

Baiklah, hiks silahkan lanjutkan hiks ceritanya hiks..

"Narator cengeng! Baiklah, penyamaran ku sudah sempurna hihihi.."

TOK.. TOOK.. TOOOKK..

"Siapa?"
"Ini aku, Nek. Aku bawakan pesanan nenek"
"Oh, Bels. Masuklah.. Nenek sedang tidak enak badan"

Sang Serigala langsung membuka pintu dan menghampiri sang Nenek yang terbaring dikasur.

"Bels, kau tampak lebih besar dan... Berbulu"
"Benarkah? Mungkin karna aku sudah pubertas, Nek"
"Oh begitu.. Lalu kenapa telinga mu begitu besar?"
"Agar aku bisa mendengar suaramu dengan jelas"
"Oh begitu.. Lalu kenapa mata mu begitu besar?"
"Agar aku bisa melihatmu dengan jelas"
"Oh begitu.. Dan kenapa gigi mu begitu tajam dan besar?"
"Agar aku bisa memakanmu dengan cepat! Raaawwwr...!!!!"
"Aaaaaaaaaaaaaa...."

Akhirnya sang Serigala memakan si Nenek. Awalnya ia hanya ingin mencuri makanan dari si Gadis Bertudung Merah, namun karna hasrat laparnya yang mendera-dera, akhirnya ia malah memakan Nenek. Dan tidak sampai disitu, setelah menjalankan aksinya, ia menyamar menjadi Nenek dan bergegas ke kasur Nenek. Ia akan menjalankan rencana selanjutnya. Sementara itu, si Gadis Bertudung Merah telah sampai di depan rumah Nenek.

TOK.. TOOK.. TOOOKK..

"Siapa?"
"Ini aku, Nek. Aku bawakan pesanan nenek"
"Oh, Bels. Masuklah.. Nenek sedang tidak enak badan"

Si Tudung Merah membuka pintu lalu meletakkan rantangnya dimeja dan menghampiri Nenek yang terbaring di kasur.

"Nek, kau tampak lebih besar dan... Berbulu"
"Benarkah? Mungkin karna aku sedang sakit, nak"
"Oh begitu.. Lalu kenapa telinga mu begitu besar?"
"Agar aku bisa mendengar suaramu dengan jelas"
"Oh begitu.. Lalu kenapa mata mu begitu besar?"
"Agar aku bisa melihatmu dengan jelas"
"Oh begitu.. Dan kenapa gigi mu begitu tajam dan besar?"
"Agar aku bisa memakanmu dengan cepat! Raaawwwr...!!!!"
"Aaaaaaaaaaaaaa.... Serigala!!!"

Si Gadis Bertudung Merah berteriak sekencang-kencangnya. Tiba-tiba, datanglah seorang Pemburu yang mendengar teriakan dari si Gadis. Pemburu itu sebenarnya sedang berburu di hutan dekat dengan rumah Nenek. Karena telah dua kali mendengar suara teriakan, akhirnya ia datang menuju rumah Nenek. Tampak sang Serigala hendak menerkam si Gadis Bertudung Merah. Waktu seperti terhenti layaknya film-film aksi. Dengan gaya slow-motion, sang Pemburu menyelamatkan si Gadis dari terkaman sang Serigala.

"Dasar kau pemburu sial! Kau mengacaukan rencanaku!"
"Hei kau! Serigala jahanam dari batam hobi menanam dan sering mengeluarkan gas alam! Kau tidak akan bisa lari lagi!" kata sang Pemburu sambil mengacungkan senapan kearah sang Serigala.

Sang Serigala sangat panik dan ketakutan. Ia bingung harus berbuat apa. Ia terus-menerus melihat ke atas berharap narator melakukan sesuatu untuknya agar ia dapat melarikan diri. Namun narator tak akan tertipu dengan akal licik sang Serigala! Hahaha.. Sementara itu si Gadis mulai menyadari keganjilan yang ada. Yaitu Neneknya!

"Hei Serigala! Dimana Nenek ku?!"
"Di sini nih.." ujar sang Serigala sambil menunjuk lubang hidungnya.
"Gue serius! Dimana Nenek gue?!"
"Dihatimu.. Hahaha masa gak tau sih?"
"Gue tau sebenernya dia diperut lo! Cuman kan di naskah gue harus pura-pura gak tau!"

Si Gadis nampak kesal karena sang Serigala telah memakan Nenek kesayangannya. Ia sangat marah sampai mengeluarkan gas-uap di lubang hidung dan lubang telinganya. Mungkin juga di lubang pantatnya. Akibat kekesalannya sendiri menyebabkan si Gadis menjadi kepanasan. Ia pun melepas mantel dan tudung merahnya. Sang Serigala yang melihat wajah asli si Gadis terpaku dan terpana. Ia diam seribu kata.

"Apa lo liat-liat?! Balikin Nenek gue sekarang juga!"
"Be..Bella.. Kau Bella kan?"
"Iya, emang kenapa?"
"Ini Aku! Aku Jacob!"
"Jake?! Kamu benar Jacob? Pasti bukan! Aku tidak percaya!"
"Benar ini aku! Aku Jacob! Kau ingat? Saat di Twillight kita berjalan bersama di pantai La push? Lalu di edisi New Moon aku tampil banyak dan aku memotong rambutku? Apa sekarang kau ingat?"

Ternyata sang Serigala adalah Jacob. Ia tak menyadari dari awal bahwa si Gadis Bertudung Merah adalah Bella. Namun meskipun Bella mulai percaya bahwa Serigala itu adalah Jacob, ia tetap tidak terima karena si Serigala telah memakan Neneknya.

"Meskipun kau benar Jacob, aku tetap tidak akan mempercayaimu karena kau telah memakan Nenekku!"
"Baiklah, aku akan mengeluarkan Nenekmu tetapi maukah kau hidup bersamaku?"
"Hei apa-apaan ini!" ucap sang Pemburu memotong pembicaraan antara Jacob dan Bella.

Akhirnya sang Pemburu pun angkat bicara. Kami hampir melupakan ada tokoh Pemburu dalam adegan ini. Sejak tadi si Pemburu hanya diam, atau mungkin narator yang lupa? Yah mungkin..

"Sial aku terlupakan! Padahal aku yang menyelamatkan si Gadis Bertudung Merah. Kalau gak ada gue, ceritanya gak bakal kayak begini woi!"

Iya, maaf.. Kembali ke cerita.

"Bella tidak akan hidup bersamamu karena di Twillight saga edisi Breaking Dawn, dia akan menikah denganku!"
"Menikah denganmu? Memang kau siapa?"
"Aku adalah Edward!"

Ternyata si Pemburu adalah Edward! Lalu apa lagi yang akan terjadi? Kami selaku narator dalam cerita merasa benar-benar pusing! Bagaimana bisa cerita Little Red Ridding Hood menjadi kisah lain dari Twillight?! Baiklah kita akhiri saja kisah Little Red Ridding Hood ini. Biarkan kalian para pembaca bingung dan bertanya-tanya. Jika kalian ingin mengetahui kelanjutan kisah ini, tonton Breaking Dawn!

"Terus Nenek gue gimana?!"

Ya itu silahkan para pembaca berimajinasi sendiri sesuka hati kalian. Dan berakhirlah kisah Little Red Ridding Hood dengan ending yang menggantung.

-THE END-