Selasa, 21 Agustus 2012

Jalanan Saat Malam


Saya agak kesal siang hari ini, tak pergi kemana-mana, tak melakukan hal apa-apa, hanya terkekang oleh tembok-tembok ini.
Saya putuskan untuk pergi sekedar mencari keisengan dan menghabiskan waktu hingga larut malam. Tapi hanya sendiri.

Cukup malam ternyata dan terlanjur merasa ingin sendiri, maka saya lewati malam ini sendirian dengan berjalan kaki.
Namun, sudah berapa ojek yang menepi? Salah kah saya kalau saya hanya sekedar ingin jalan kaki? Bukan saya pelit, bukan juga saya tak punya duit.
Hanya ingin merasa sendiri, mencoba menikmati hal-hal yang menurut saya baru dan selalu luput dari mata ini ketika bersama yang lain.

Langit tidak begitu ramah malam ini. Tak ada bintang, tak ada bulan. Biru kelam. Hanya lampu-lampu jalan dengan sinarnya yang temaram. Atau derum suara kendaraan yg lewat begitu saja.
Pohon-pohon besar di jalan seperti tertidur lelap. Terbiasa dengan sekitarnya yang bising oleh mesin.
Yang saya sadari, trotoar-trotoar jalan dewasa kini hanya sekedar hiasan kota. Mereka begitu tua dan buruk. Kadang tak jarang saya temui bata-batanya berhamburan atau hilang-hilangan. Dan debu-debu serta dedaunan kering tertabur diatasnya.
Saat lampu jalan mulai tak ada, hanya beberapa lampu rumah warga menyala, sempurna lah gelap malam ini.
Saya yang berjalan sekarang hanya berharap ada kendaran lewat dengan lampu depannya. Setidaknya agar saya tak terjeblos oleh aspal-aspal bopeng ini.
Begitu sunyi, begitu sepi. Seolah rumah-rumah, pagar-pagar, tanaman-tanaman mengikuti tuannya beristirahat malam ini.
Saya hanya berjalan pelan-pelan mengikuti langkah kaki ini.
Jalanan dan rumah-rumah begitu tenang, sangat tenang.
Saya mengamat-amati benda-benda mati itu, mereka bagaikan tidur dan tak sadar bahwa saya memperhatikannya. Angin berhembus lembut membelai-belai dedaunan. Yang menguning jatuh dengan tenangnya.
Saya tertunduk mengamati aspal-aspal ini. Cahaya yang agak redup membuat aspal-aspal ini seperti berkelap-kelip. Saya pun terheran-heran, mengapa jalanan-jalanan kotor, tua dan kasar ini bisa berkilauan. Aspal yang berwarna gelap, dan ada kelap kelip di atasnya. Seolah saya sedang menapak diatas langit hitam yang penuh bintang-bintang kecil. Bermain-main dengan bayangan saya diatas langit kegelapan namun berkelip itu.
Malam ini saya tak begitu merasa takut, tak begitu merasa kesepian. Dibalik hal-hal mistis atau pun ketakutan-ketakutan lain karena sendirian, ada hal yang bisa dirasai. Hal yang terkadang luput bahkan tak pernah disadari sekalipun. Dan untuk saya itu adalah hal yang indah. Saya tak merasa harus dikasihani, saya menikmati kesendirian saya dengan jalanan saat malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar