Senin, 05 September 2011

CINDERELLA

Pada suatu hari, hidup seorang gadis bernama Cinderella. Dahulu, kehidupan Cinderella sangatlah bahagia. Ia memiliki ayah dan ibu yang menyayanginya. Namun, semua berubah ketika ibu Cinderella meninggal. Ayah Cinderella menikah lagi dengan seorang janda beranak dua. Ibu tiri Cinderella sangatlah kejam dan dua orang kakak tirinya sangatlah jahat. Sekarang Ayah Cinderella bekerja di Arab sebagai TKI.
Ibu tiri Cinderella sangat jahat. Ia sering menyuruh Cinderella menyapu, mengepel, memasak, mencuci, menjemur, menggosok, menyetrika, menjaring, memanah, memahat, mematung dan lain-lain. Ia menyuruh Cinderella mengerjakan seluruh pekerjaan rumah. Sama hal nya saudara tiri Cinderella. Mereka suka melecehkan dan mencemooh Cinderella karena merasa mereka jauh lebih cantik dari Cinderella meskipun kenyataannya sangat berbeda. Cinderella sering diperlakukan semena-mena layaknya TKW, mungkin juga faktor biologis karena ayahnya seorang TKI. Ia pernah di setrika wajahnya, di masukkan ke dalam mesin cuci, dikurung di lemari baju, disuruh tidur di kandang macan dan buaya, dijepit meja dan kursi dan banyak lagi.
Suatu hari, saat Cinderella sedang mengepel lantai, datanglah dua saudara tiri Cinderella yang suka menjahilinya.
"Eh Cyn, ngepel yang bener dong! Masa licin gini sih?" kata si kurus.
"Tau nih, jadi kacung aja kerjanya gak beres!" kata si gendut.
"Eh kalian jangan lewat-lewat sembarangan dong! Aku kan lagi ngepel" Kata si Cinderella.
"Alah belagu banget sih lo! Makan nih!" gusar si Gendut dan langsung menendang ember yang berisi air.
Cinderella pun bangkit dan kesal, ia menjambak si Gendut karena sudah mengotori lantai yang telah dia bersihkan. Namun, si Kurus malah teriak memanggil ibunya.
"Mi.. Mi.. Mami.." teriak si kurus.
"Ada apa sih nak ganggu mami lagi nonton puteri yang ditukar aja deh! Kan mami masih mau liat si pak prabu wijaya yang ganteng ityu!"
"Ih mami sukanya sama pedopil. Itu mi si Cynde jambak rambut kakak!" kata si kurus pada bu tiri
"Iya mi, rambut aku dijambak nih, tuh liat.. Padahal aku abis creambath dari salon mi, eh cuma rejoice deh.." tambah si gendut.
"Dasar kurang ajar kamu! Anak tak tahu diuntung!"
Bu tiri langsung mempraktekan adegan dan dialog dalam sinetron yang baru saja di tontonnya. Ia lalu menampar Cinderella tepat di pipi Cinderella. Bu tiri langsung berdiri dengan tangan bersilang dan bibir yang mengerucut dan komat-kamit serta alis yang naik-turun. Cinderella pun terisak sangat keras. Cucuran air mata dan ingus mengalir deras dari wajahnya yang memar-merona.
"Ya, Allah.. Tolong aim yaowoh.. Huks. Huks.." ucap Cinderella dalam doanya.
"Yaudah yuk mending kita cabut. Kalian kan harus siap-siap buat pesta nanti malam" ajak bu tiri pada anak-anaknya.
"Oh iya bener juga, kita kan harus dandan super cwantiek abeiss demi ketemu si pangeran nan tampan rupawan menawan ityuh" ucap si kurus centil.
Mendengar percakapan bu tiri dan anaknya, Cinderella pun tersadar dari drama ratapan anak tirinya. Ia langsung bangkit berdiri dengan wajah sumringah dan pelangi warna-warni di belakang kepalanya.
"Pesta? Bolehkah aku ikut?" kata Cinderella pada Bu Tiri dan saudaranya dengan mata bulat bersinar kerlap-kerlip dan senyum lima jari yang menggoda.
"Gak akan gue izinin anak kampung bisa ikut pesta!" kata si gendut.
"Iya ih malu-maluin kita banget" kata si kurus.
"Udah yuk, mending kalian cepet siap-siap" kata bu Tiri pada anak-anaknya dan langsung menarik anaknya menjauhi Cinderella.
Mendengar penolakkan yang frontal itu, hati Cinderella pun merasa tersayat-sayat. Ia kembali duduk dilantai dan memulai drama ratapan anak tirinya lagi. Cinderella menangis sambil meraung-raung. Kucuran air mata beserta ingus membanjiri lantai. Jeritan tangis dan auman Cinderella terdengar sangat keras sehingga menjatuhkan guci tua dari meja. Dari guci yang pecah itu, muncul lah sebuah benda bersinar terbang menghampiri Cinderella. Ternyata benda bersinar itu adalah seekor peri!
"Woi! Berisik banget sih lo! Gangguin gue lagi tidur siang aja!" teriak peri kecil dengan gusarnya yang suaranya melebihi auman Cinderella.
Cinderella yang terheran-heran melihat seekor peri hanya bisa melotot melihat peri itu. Ia tak berkata apa-apa, namun perlahan-lahan ia mulai menyentuh peri kecil yang bersinar itu. Karena sikap Cinderella, si peri kecil kembali kesal.
"Dengerin orang ngomong.. Maksudnya, peri ngomong dong!" teriak si peri kecil.
"Ma-maaf.. Aku cuma baru pertama kali liat peri aja" ucap Cinderella dengan polosnya.
"Emang kenapa sih lo tadi nangis-nangis gitu?" ucap si peri kecil melunak pada Cinderella.
Mendengar pertanyaan si peri kecil, raut wajah Cinderella kembali sedih teringat ia tak di bolehkan ikut pergi ke pesta.
"Biar gue tebak, pasti karena lo gak di bolehin pergi ke pesta kan?" tebak si peri kecil.
Cinderella pun kaget karena si peri kecil mengetahui hal itu. Ia sempat sedikit shock dan bingung harus menjawab apa. Tetapi ia hanya bisa menganggukkan kepala.
"Tapi kamu tahu dari mana?" tanya Cinderella heran.
"Gue kan peri, yaiyalah tauk! Mau gue bantuin gak supaya lo bisa pergi ke sana? Gak mungkin kan dengan dandanan begini?" tawar si peri kecil tiba-tiba.
Jelas Cinderella sangat kaget mendengar tawaran itu. Benar juga, sekalipun ia diizinkan pergi ke pesta, namun Cinderella tidak memiliki baju, sepatu, dan kereta layaknya seorang puteri dari kerajaan. Apa lagi pesta ini adalah untuk menemui sang pangeran yang terdengar desas-desusnya bahwa ia ingin mencari calon pendampingnya.
"Lalu, bagaimana caranya agar aku dapat pergi ke pesta itu layaknya seorang puteri?" tanya Cinderella dengan tampang sok lugunya.
"Ah itu mah gampang! Sekarang lo tinggal siapin aja benang, kaca spion, undur-undur, bawang bombay, bawang merah, merica, cabe, lada bubuk, lengkuas, kunyit, jahe-..."
"Eh.. Maaf. Apa itu gak kebanyakan? Memangnya kita mau masak apa?" potong Cinderella.
"Ups.. Alamak itu daftar belanjaan aku! Yaudah pokoknya siapin aja semua yang gue sebutin tadi! Ntar malem lo kumpulin bahan-bahannya di kamar. Nanti gue dateng kok. Daahh.." ucap peri kecil sambil menghilang dengan membebani tugas yang banyak untuk Cinderella.
Cinderella yang senang memiliki harapan untuk datang ke pesta dan menemui pangeran tidak membuang sia-sia kesempatannya. Ia bersemangat mencari semua bahan-bahan yang telah disuruh oleh peri kecil. Saat malam tiba, Cinderella berhasil mengumpulkan seluruh bahan yang diminta oleh peri kecil. Lama waktu berlalu, namun si peri kecil tidak muncul. Bagaimana mungkin cerita Cinderella berakhir dengan tragis seperti ini karena keterlambatan peri yang seharusnya muncul dan menyihir Cinderella agar dapat pergi ke pesta?! Maka kami sebagai narator, berbaik hati mengubah jalan cerita dan menarik si peri kecil langsung muncul di hadapan Cinderella.
"Eh sorry yak tadi eke ketiduran" ucap si peri kecil tiba-tiba bersamaan dengan kemunculannya.
"Lama banget sih! Kalo sampe Cynde gak ke pesta, gimana nanti ceritanya?!" kata Cinderella sedikit kesal.
"Bawel deh lo! Udah di tolongin bukannya terimakasih! Yaudah sekarang gue mulai aja sihirnya!" kata si peri kecil.
Peri kecil langsung mengayunkan tongkatnya yang mungil. Pertama ia arahkan tongkatnya ke benang layangan, dalam sekejap benang layangan tersebut berubah menjadi gaun yang indah. Cinderella pun terkagum-kagum melihat sihir si peri kecil. Tidak sampai di situ, peri kecil melempar bawang keluar kamar dan mengayunkan tongkatnya ke arah bawang lalu mengubah bawang tersebut menjadi sebuah kereta kencana nan indah.
"Wah.. Kereta! Tapi siapa yang mau narik?" ucap cinderella polos.
Tanpa berkata apa-apa, peri kecil langsung melempar undur-undur keluar kamar dan merubahnya menjadi kuda poni yang sangat cantik.
"Nah sekarang lo bisa pergi ke pesta kan?" ucap si peri kecil bangga.
"Iya, tapi apa aku nyeker pergi ke pestanya?" tanya Cinderella sok polos padahal ia ingin dibuatkan sepatu juga.
"Oh iya! Eke lupa Cyn.. Bentar.."
peri kecil langsung mengayunkan tongkatnya ke arah kaca spion yang di curi Cinderella dari motor tetangga sebelahnya. Tiba-tiba kaca spion itu berubah menjadi sepatu kaca yang berkilauan bagai permata. Karena tak sabar, Cinderella langsung memakai gaun dan sepatu kaca nya dan berlari keluar kamar menghampiri kereta kencananya. Peri kecil tiba-tiba berlari dan menjegat Cinderella.
"Eeh.. Bentar! Pokoknya lo harus balik sebelum jam 12 malem. Kalo enggak, semua sihir tadi bakal menghilang!" ucap peri kecil memberi wejangannya.
Cinderella pun menganggukan kepala dan langsung bergegas pergi. Sesampai di istana, banyak para tamu memandang kedatangan kereta kencana Cinderella. Lalu tiba-tiba terputarlah lagu "Raja - Cinderella" sambil mengiringi langkah Cinderella keluar dari kereta kencana dan menuju ke dalam istana. Sesampai di istana, pesta sudah di mulai. Para puteri dan pangeran berdansa dengan anggunnya. Melihat pesta yang membosankan itu, Cinderella pun berlari ke atas panggung. Ia lalu merobek gaunnya dan ternyata ia telah memakai baju Rapper. Cinderella langsung mengambil meja DJ dan mulai memainkan musik sambil ngerap. Sesekali ia juga melakukan headbang ala trio macan. Para tamu terdiam dan serentak mereka langsung berdisco. Pesta kerajaan dengan dansa waltz kini berubah menjadi pesta dugem. Pangeran yang melihat kelakuan Cinderella yang liar dan binal perlahan jatuh cinta.
Setelah itu, diadakan pemilihan puteri tercantik menurut sang pangeran. Lalu, pangeran memilih Cinderella sebagai puteri tercantik pada pesta ini. Cinderella pun di persilahkan naik ke atas panggung.
"Oh, puteri.. Siapa namamu?" tanya Pangeran.

"Nama ku..." Tiba-tiba, jam berdentang menunjukkan pukul 12 malam. Cinderella yang terkejut langsung berlari meninggalkan istana tanpa sempat menjawab pertanyaan sang pangeran. Pangeran pun mengejar Cinderella. Terjadilah aksi kejar-mengejar. Cinderella yang kesal melihat Pangeran terus mengejarnya tanpa berhenti, akhirnya ia mencopot sebelah sepatunya dan melemparnya ke arah Pangeran.
"Eh dasar Pangeran Setan! Masih aja ngejar-ngejar gue!" gerutu Cinderella.
Karena waktu dan Pangeran yang masih terus mengejarnya padahal sudah dilempari sepatu, Cinderella langsung berlari pergi dengan kereta kencananya tanpa sempat mengambil kembali sepatu kacanya.Pangeran yang tak sempat mengejar Cinderella hanya bisa menggenggam sepatu kaca Cinderella yang sebelumnya mengarah ke dirinya. Cinderella akhirnya sampai dirumah. Didepan rumah, si peri kecil sudah menunggu.
"Lama! Ngapain aja sih lo?!" ucap si peri kecil dengan menahan kesal.
"Ma-maaf.." ucap Cinderella sambil tertunduk.
"Karena lo lama, pokoknya sekarang ikut gue!" kata si peri kecil sambil menarik Cinderella.
Peri kecil membawa Cinderella ke sebuah jalan. Di pinggir jalan terdapat sebuah lapak tenda.
"Sekarang lo harus bantuin gue!" kata si peri kecil sambil menarik Cinderella ke dalam lapak tenda tersebut.
"Aku harus bantu apa?" tanya Cinderella.
"Jualan!" ucap si peri kecil.
Ternyata peri kecil menyuruh Cinderella untuk membantunya berjualan pecel lele. Pantas saja tadi ia meminta bahan-bahan seperti bawang merah, merica, cabe, lada bubuk, lengkuas, kunyit dan jahe. Ternyata untuk hal ini. Saat sedang berjualan, datang seorang pelanggan pria memesan kopi dan seporsi pecel lele. Ternyata pria itu adalah pangeran! Cinderella yang takut identitasnya diketahui oleh pangeran langsung memakai cadar. Pangeran yang curiga dengan gerak-gerik tukang masak mengira ia akan diracuni. Langsung saja pangeran menangkap Cinderella dan membuka paksa cadarnya.
"Ka-kamu.. Apa benar kamu puteri yang tadi datang ke pesta ku?" ucap pangeran tergagap-gagap.
"Bu-bukan pangeran.. Bukan.." ucap Cinderella mengelak.
"Kalau bukan, bagaimana kau tahu bahwa aku seorang pangeran? Benar! Kau pasti puteri itu!" Ucap pangeran yakin.
Cinderella yang identitasnya sudah diketahui tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya diam dan menunggu narator menyuruhnya melakukan sesuatu. Namun narator yang kehabisan ide hanya bisa merubah jalan ceritanya agar nyambung. Pangeran yang masih tak percaya bahwa gadis tukang pecel lele ini adalah puteri di pestanya mendapatkan ide untuk memastikan. Ia lalu menyuruh Cinderella mencocokkan kakinya pada sepatu kaca yang tertinggal saat Cinderella pergi dari istana. Pangeran sadar betul bahwa sepatu kaca ini tidak bisa di pakai sembarang wanita karena ukurannya. Bahkan pangeran sempat mencoba namun tetap tidak muat. Cinderella hanya pasrah dan mencocokkan kakinya ke sepatu kacanya.
"Ternyata benar dugaanku! Kau lah puteri yang ku cari selama ini" ucap pangeran sumringah. "Lalu, siapa nama mu?"
"Cinderella, pangeran" jawab Cinderella tersipu.
"Cinderella, maukah kau menikah denganku?" kata pangeran sambil berlutut.
Pinangan terjadi di sebuah tenda pecel lele. Cinderella yang bahagia, menerima pinangan pangeran. Akhirnya, mereka pun hidup bahagia selamanya. (sumpah endingnya sampah abis!)

-THE END-

1 komentar:

  1. Yaaa lumayan, gila karangan lu hebat bisa nyambung2in kemana-mana, wkk :3

    BalasHapus